Tiga politisi ini sejak 2012 telah saya pribadi dukung. Ketika akhirnya 2014 Jokowi menjadi RI1, Anies menjadi mendikbud, Ahoknaik menjadi DKI1 saat itu seakan-akan ada “Divine Explosion”. All was good.
10th sejak itu ketiganya masih menjadi politikus dgn rating tinggi. Tapi sayang, Anies telah “gugur” di Jakarta 2017 ketika harus menggunakan politik identitas.
Jokowi hanya bertahan 9th. Putusan 90 MK yang lahir dr Paman Usman dengan pelanggaran Etika Berat telah mengkotakkanya menjadi politik dinasti. Ditambah penkhianatan ke PDIP, cawe-cawe dsb, sampai yang terakhir manuver di Golkar dan Putusan 60 & 70 MK membuat Jokowi kehabisan modal politik.
Ahok menjadi satu-satunya dari mereka yang masih memiliki modal politik sangat tinggi. Persoalan hukum dan keluarga Ahok tidak membuat dia berubah dalam politik. Idealisme, dan ketegasan dia dipertunjukkan ketika dia meninggalkan Pertamina mendukung GP demi kebenaran yang dipercaya.
Perkembangan politik terakhir yang membuka kesempatan bagi Ahok untuk maju di Pilkada DKJ adalah sebuah kabar yang menggembirakan, dan memberikan hope. Tapi apakah Indonesia sudah siap? Kita lihat bersama.
Just me,
Hanny
Coretan Lain:
- Putusan Pengadilan yang Cacat Karena Pelanggaran Etika Hakim
- Buya Syafii Angkat Tongkat, Bahaya Radikalisme Masuk Siaga Satu
- GP Ansor Mendukung Ahok, Pertanda Anies Melewati Batas
- Indonesia Membutuhkan Ahok
- Indonesia Darurat atau Baik-Baik?
