Albert Einsten terkenal dengan perkataannya, “Imagination is more powerful than knowledge!” Industri kreatif yang berbasiskan ide, inovasi, kreatifitas, kebaruan, mengamini bahwa akar dari semuanya adalah IMAGINATION. Hollywood dan Bollywood adalah dua menara “industri kreatif” yang berhasil menjual imajinasi sebagai barang dagangan. Tokoh-tokoh Disney yang hanyalah binatang-binatang biasa seperti tikus, bebek, ikan, burung telah dijadikan barang-barang dagangan yang mahal, semua karena imajinasi.
Dalam dunia IT lebih gila lagi peran imajinasi. Ketika Bill Gates membayangkan “every PC for everyhome” saat itu harga PC, kapasitasnya, dan distribusinya belum ada, tapi sudah dibayangkan. Dan Bill Gates pun hanya mendapatkan “cipratan imajinasi” dari Steve Job, the real visioner. Sekarang bermunculan “para imajinator” yang melahirkan Facebook, Twitter, Amazon, dan yang baru trend keatas, pencipta mimpi “tinggal di planet Mars”, Elon Musk, Tesla group.
Dalam sejarah lahirnya national state (negara bangsa), sebuah negara seperti NKRI adalah sebuah imagined commmunity (masyarakat yang diimajinasikan), sebuah istilah yang diciptkan Benedict Anderson. Intinya, sebuah masyarakat ideal yang dibayangkan bisa terjadi, dalam konteks NKRI, dari ribuan pulau, suku, dan bahasa, dibawah Pancasila dan UUD 1945 NKRI dapat menjadi tempat bagi masyarkatnya yang adil dan makmur.
Dalam cerita-cerita kuno, para imajinator ini disebut seer atau para pelihat, dan pemimpi. Yusuf dalam cerita agama samawi (Yahudi, Kristen, Islam) dipercaya adalah orang yang bisa melihat dan bermimpi jauh kedepan, sehingga dari penjara dia bisa diangkat jadi Perdana Menteri negara paling berkuasa di bumi saat itu, Mesir.
Salomo, atau Sulaiman dipercaya sampai hari ini adalah orang yang paling kaya yang pernah hidup dimuka bumi. Bukan hanya orang yang penuh passsion (hasrat), dan wisdom (hikmat), Sulaiman bisa melihat meaning (makna) dari apa yang tersurat. Dia bisa membayangkan akhir dari semua, kesia-siaan. Pemikiran Salomo ini “dicopy” Steven Covey dalam buku best-seller “7 Habits of Highly Effective People”, dalam habit ke-2 disebutkan “Begin with the end in mind” Semuanya dari semua imajinasi.
Darimanakah Imajinasi Berasal?
Imajinasi yang sering muncul dalam mimpi, melamun, de-javu ataupun “tiba-tiba” hadir dicoba untuk diselidiki psikolog-psikolog sebagai sesuatu yang terekam dibawah sadar, dan muncul. Tapi darimana munculnya data-data random itu dibawah sadar kita (unconscious mind)?
Tidak ada yang tahu persisnya. Cuma secara logis, dapat dideduksi, ada dunia yang lain yang mempengaruhi dan menempatkan data-data imajiner itu. Itulah dunia imajinasi, yang dipercaya orang beragama adalah dunia spiritual atau dunia roh.
Dalam pemikiran Creatio Ex Nihilo, Tuhan adalah pencipta dari yang tidak ada menjadi ada. Dengan kata lain, Tuhan berimajinasi akan semua yang kita hidupi sekarang. Dan imajinasi Tuhan itulah yang memberi benih-benih imajinasi kepada seluruh umat manusia sehingga terciptalah peradaban. Divine Imagination.
Imajinasi Tuhan inilah sumber dari semua imajinasi, sebuah kreatiftas yang tidak ada batasannya. Bisa kita bayangkan, apabila kita bisa memahami imajinasi-imajinasi Tuhan, maka berapa banyak perusahaan, produk, jasa, organisasi, seni, budaya, dan apapun itu bisa kita hadirkan.
Tuhan tidak pernah kekurangan ide. Karena Dialah sumber ide. Sebab itu ketika tidak ada jalan, Dia akan buat jalan yang baru. Ketika bejana itu retak, Dia akan buat yang baru. Seorang seer tua kaum Yahudi, Yeremia mengatakan “selalu baru tiap hari.” The newness (kebaruan) Ilahi inilah sumber kekuatan utama yang menggerakan ekonomi dan peradaban manusia. Dengan mencangkokkan diri kepada sumber kebaruan itu, maka tiap hari kita akan melihat yang Tuhan lihat. Membayangkan apa yang Tuhan bayangkan. Tanpa batas. Your imagination is my imagination. Imadeo.
Hanny Setiawan
imadeo – imajinasi Tuhan
Coretan Lain:
- Konstruksi Teologis Bisnis Kerajaan
- Mulai Ngelantur, Buzzer Jokowi Menyerang Agnez Mo
- Bagaimana Cara Roh Kudus Memimpin Bisnis Kita?
- Bekerja Dalam Dimensi Kerajaan
- Pertemuan Profetis di Tempat Kerja