Pelayanan Apostolik Dan Kekristenan Egosentris

Kecenderungan manusia yang berpusatkan kepada diri sendiri alias egosentris telah mempengaruhi bentuk kekristenan yang egosentris juga. Bukan hanya egosentris soal jasmani, tapi secara rohani pun kristen telah menjadi agama barat yang kapitalis dan egosentris.  Berbeda sekali dengan kekristenan otentik yang berakar kepada pelayanan apostolik.

Pelayanan apostolik yang dipulihkan Tuhan dalam 50 tahun terakhir adalah model pelayanan Alkitabiah yang didesain  untuk membawa ekklesia atau tubuh kristrus atau gereja universal menuju kesempurnaannya.

Pelayanan apostolik secara natural bukanlah pelayanan yang one man show, tapi pelayanan yang saling melengkapi dan bergantung.  Rasul, Nabi, Penginjil, Gembala, dan Guru dikenal sebagai pelayanan lima jawatan (five fold ministry) yang adalah perpanjangan tangan dari Kristus sebagai kepala (Ef 4:11-16).

Lima jawatan ini dipimpin oleh rasul sebagai sebuah keluarga, sekaligus pasukan, dan bagian dari pemerintahan kerajaan yang dipimpin Yesus Kristus sendiri sebagai Raja yang duduk bertahta disebelah kanan Allah Bapa.

Code Archer dari Revive Israel menyatakan dengan jelas pelayanan lima jawatan ini sebagai berikut:

The worldwide church is supposed to be led by apostles, who work with skilled team members of prophets, evangelists, pastors and teachers. Together, they raise up many “colonies” (ekklesia – congregations), all of which have the same mission– to make earth like heaven! The apostle’s job description includes keeping his team unified and focused on the mission for which they were sent, without compromising the King’s commands and desires. (Sumber)

Rasul (apostle)  sebagai leader dari pelayanan lima jawatan berfungsi sebagai jendral lapangan yang memegang otoritas sebagai wakil dari sang Raja sendiri. Sebab itu pelayanan lima jawatan disebut juga sebagai pelayanan apostolik.

Pelayanan apostolik ini selalu melayani dalam konteks ekklesia atau tubuh Kristus tidak dalam konteks untuk pribadi. Panggilan Tuhan selalu pribadi tapi selalu untuk kepentingan tubuh Kristus. Jadi, kekristenan seharusnya tidak pernah bersifat egosentris, tapi Kristosentris.

Tanpa pelayanan apostolik, kekristenan pasti akan egosentris, minimal akan menjadi “grup-centris”.  Artinya, hanya berpusat kepada kelompok sendiri dan melupakan yang lebih besar, ekklesia.

Pemulihan dan pembangunan Ekklesia adalah manifestasi nyata dari doa Kristus di Yoh 17 untuk menjadikan kita semua satu. Ekklesia dibangun dari batu-batu hidup  (I Pet 2:5) menjadi sebuah rumah yang hidup rohani bagi semua orang percaya. Bukan batunya yang penting, tapi rumah rohani itulah yang menjadi tujuan akhir.

Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani (I Pet 2:5a)

Benar kita dipanggil, diproses, bahkan harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita secara pribadi. Tetapi Tuhan tidak pernah mendesain kita hidup untuk diri sendiri, dan semua yang menyenangkan Tuhan dibumi ini adalah untuk kepentingan Ekklesia, tubuh Kristus.

Hanny Setiawan

Coretan Lain:

Please follow and like us: