Setiap pemerintahan hadir di dunia adalah manifestasi dari respon manusia sendiri terhadap setiap keputusan-keputusan dari Pemerintahan Allah yang adalah pemerintahan tertinggi. Dalam suratnya kepada jemaat Korintus, Paulus menerangkan posisi kebangkitan Yesus sebagai sebuah legalitas Pemerintahan Kristus dimuka bumi sekarang ini.
Yesus Kristus yang duduk disebelah kanan Allah Bapa memiliki otoritas (exousia) di bumi dan surga (Mat 28:18). Tubuh Kristus yaitu Ekklesia, Gereja-Nya, adalah wujur Pemerintahan Allah di muka bumi ini secara spiritual (bukan politik).
Kekuasaan pemerintah dunia yang terwujud dari kekuasan politik tunduk dibawah Pemerintahan Allah secara rohani melalui Gereja-Nya yang AM. Tetapi prinsip ini bukan berarti pemerintahan Allah diwakili secara langsung oleh gereja organisasi, ataupun denominasi.
Gereja-Nya yang AM, yaitu Tubuh Kristus diwakili oleh pribadi-pribadi yang ada disemua denominasi, gereja, pelayanan, bisnis, dan bentuk-bentuk masyrakat sipil (civil society) apapun yang selaras (align) dengan kehendak-Nya.
Jaringan dan bentuk koneksi antar pribadi ini lebih bersifat spiritual, bukan secara politik ataupun sosial, sehingga tidak harus membentuk koalisi politik kristen sebagai bentuk perwujudannya. Masing-masing individu yang kebetulan kristen yang ada di politik, adalah panggilan khusus masing-masing tetapi mereka tidak serta merta mewakili Pemerintahan Allah.
Hanya pengikut-pengikut Kristus disemua bidang, dan lapisan masyarakat yang selaras dengan kehendak-Nya adalah orang-orang yang menjadi bagian dari Pemerintahan Allah. Jadi, bisa terjadi seorang ibu pendoa sederhana disebuah gereja kecil dan tidak ada yang mengenal, tetapi dalam struktur pemerintahan Allah, Yesus Kristus sebagai Raja tertinggi mengenali dia sebaga Jendral yang memiliki tugas-tugas strategis.
Pemerintahan Allah di muka bumi yang dipimpin langsung oleh Raja Yesus Kristus ini berhak, dan bertangggung jawab untuk melaksanakan semua keputusan-keputusan Sang Raja. Kepentingan Kerajaan Surga inilah yang seharusnya para pengikut Kristus utamakan, bukan kepentingan politik, kelompok, apalagi elektoral.
Sebab itu, dalam kontestasi pemilihan umum, Tubuh Kristus memiliki kewajiban rohani untuk melaksanakan semua keputusan Surga. Apa yang dikatakan Daniel 2:21-22 memperlihatkan lima hal yang menjadi fungsi Pemerintahan Allah:
Dan 2:21 Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian;
Dan 2:22 Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang tersembunyi, Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-Nya.
Kelima fungsi tersebut adalah
1. Mengubah saat dan waktu.
2. Memecat raja.
3. Mengangkat raja.
4. Memberi hikmat, dan pengetahuan
5. Menyingkap yang tersembunyi.
Kelima fungsi yang di lihat Daniel bukan tanggung-jawab yang sederhana. Tubuh Kristus harus berdoa untuk mengenali waktu Tuhan, memiliki keberanian dan ketepatan untuk memberikan otoritasi, mengajarkan kebenaran, dan kemurnian untuk membongkar kebohongan yang tersembunyi.
Pemilu 2024 diseluruh dunia memiliki tema yang sama, yaitu kemunduran demokrasi dan bangkitnya otoritarianisme, serta penetrasi globalisme secara proxy kebangsa-bangsa yang pro nasionalisme dan demokrasi konstitusional.
Sebab itu, sebagai Gereja-Nya, kita perlu mendoakan dan mendeklarasikan Dan 2:21-22 sebagai doa utama kita bagi pemilu 2024 diseluruh dunia, teristimewa untuk negeri kita Indonesia. Sehingga kerajaan-Nya datang, kehendak-Nya jadi di bumi seperti disurga. Di Indonesia seperti di surga!
Siapa bertelinga hendaklah mendengar apa yang Roh Kudus katakan!
Love,
Hanny Setiawan
Coretan Lain:
- Pelayanan Apostolik Dan Kekristenan Egosentris
- Jokowi Percaya Kehendak Tuhan!
- Redemptive Destiny Indonesia, Nusantara, dan Asia Tenggara
- 4 Pilar Identitas
- Nama Yehova, Allah Israel Tiba-Tiba Menjadi Pembicaraan di Media Indonesia