Prabowo terlihat bersikeras untuk menjadi RI 1. Melihat sekelilingnya, memang membutuhkan “tangan Tuhan” untuk mengubah ambisi Prabowo yang sudah puluhan tahun. Bagaikan main forex atau saham, Prabowo masih belum mau TP (Take Profit) sekarang. Dia terlihat masih mau ambil resiko lagi. Dan itu artinya dia akan sekali lagi malawan PDI-P.
Meskipun ada faktor Jokowi, yang mungkin diwakili Projo yang bisa berubah menjadi ProWo, tapi faktor itu secara konstelasi konstitusional tidak ada kekuatan apapun. Yang ada hanya secara elektoral.
Artinya, apabila Projo mbalelo dan berubah menjadi lawan PDI-P dan Ganjar Pranowo, sementara Jokowi akan “diam” seperti biasa, dan membiarkan bola liar di panggung pemilu 2024, PDI-P dan Ganjar akan berjuang lagi seperti 2014 dan 2019 sebagai simbol dari Indonesia Baru. Bukan Projo lagi.
RESIKO MELAWAN PDI-P
PDI-P sampai hari ini adalah satu-satunya partai ideologis nasionalis (dan religius) yang sering membuat blunder, tetapi selalu pada akhirnya bangkit kembali. Karena ideologinya jelas! Kedududukan ideologis Soekarno sebagai bapak Bangsa jelas lebih kuat dari Soeharto Bapak Orba, satu-satunya regim yang turun karena demo seluruh rakyat Indonesia.
Sebab itu, PDI-P tetap pada akhirnya menjadi “taruhan paling aman”, bagi silent majority yang menginginkan Indonesia Baru. Posisi strategis ini yang tidak dimiliki partai-partai lain. Partai nasionalis yang lain Golkar, Nasdem, Demokrat, Hanura, bahkan PSI, hanyalah parpol status Quo yang hanya mementingkan elektoral.
PSI terlihat sangat oportunis ketika case Pildun, jadi saat ini masih jauh dari disebut ideologis. Sampai hari ini juga tidak pernah terlihat, bandar utama PSI itu siapa. Jadi masih meragukan, dan menakutkan kalau dilevel strategis. Kalau cuma untuk nyaleg, monggo.
Sebagai sebuah studi kasus. Anggap Jokowi dukung Prabowo penuh. Hal ini akan membuat kemarahan PDI-P. Anggap Prabowo jadi RI 1, maka yang akan terjadi adalah, semua proyek akan diganggu PDI-P di DPR. Bahkan akan bisa dibatalkan.
Dan jangan lupa PDI-P adalah partai terkuat, organ-organnya sudah ada disemua lini eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Kalau mau melanjutkan legacy pembangungan Jokowi, PDI-P adalah bagian dari pembangunan Jokowi, bukan hanya Jokowi. Projo harus menyadari itu.
Sebagai pendukung Indonesia Baru yang saya percaya dimulai dari Jakarta Baru 2012, kemudian 2014, dan 2019, saya yakin dengan silent majority yang lain bahwa kembali keera Orba bukanlah opsi yang layak dipertimbankan.
Pilihan ideologis yang ada sekarang : Indonesia Baru (Ganjar), Neo-Orba (Prabowo), dan New-Masyumi (Anies). Kemana Indonesia menentukan sejarah kedepannya, kita harus doakan dan ikhtiarkan Indonesia Baru harus di lanjutkan.
Pendekar Solo
Coretan Lain:
- Keanehan Logika Politik : Menerima Prabowo, Menolak Anies
- Peran PDI-P Dalam Keberhasilan Jokowi
- Petarungan Cawapres 2024 Menunjukkan Peta Politik Indonesia
- Rocky Gerung Memperlihatkan Realitas Pemilu 2024
- Pemilu 2024 : The Endgame Era Reformasi