Apa arti sebuah nama? Bagi seorang filsuf, kata-kata adalah sesuatu yang sangat penting. Dalam filsafat kristen bahkan sangat dipercaya kata-kata atau logos dipersonifasikan dengan pribadi Yesus Kristus sendiri.
Pada mulanya adalah Logos.
Ketika saya membaca begitu banyak pergantian nama dan istilah, saya melihat itu adalah bagian dari politik indentitas yang sangat lihai. Dengan mengganti istilah-istilah dan nama, maka ada redifinisi ulang dari pemahaman.
Mengapa ISIS menghancurkan tempat-tempai bersejarah? Karena mereka bagian dari politik identitas yang mencoba meredifinsi sejarah. Kegerakan ahistoris ini dimulai dengan dihancurkannya bahasa. Dan bahasa dimulai dari kata-kata.
Sejarah, demografi, dan realitas memperlihatkan bahwa Mesir, sebagai contoh, memiliki agama suku mereka yang mempercayai Firaun sebagai penjelmaan dewa matahari. Bahkan sampai sekarang peninggalan yang menghasilkan devisa di Mesir adalah “berhala-berhala” bagi agama tertentu.
Secara demografi Mesir juga bukan bagian dari Timur Tengah, tapi Afrika. Tetapi mengapa budaya Mesir boleh dikatakan hilang dan digantikan? Bahasa asli Mesir juga bukan Arab, tetapi bahas Kubti. Semua sudah hilang.
Usaha-usaha untuk meredifinisi sejarah di Amerika juga telah menjadi kegerakan politik besar yang menjungkalkan Trump. #CancelCulture , Woke, Whiteness, Critical Race Theory yang akhirnya dipakai BLM, LGBTQ untuk menjadi kendaraan politik terbukti sangat ampuh.
Jangan meremehkan politik kata-kata dalam politik. Karena tujuan politik Machiavelli adalah kekuasaan. Apapun demi kekuasaan, kata-kata akan dirangkai menjadi narasi. Tidak perduli benar atau salah, yang penting adalah narasi diterima dan mempengaruhi jumlah suara.
I see what you do!
Penjaga Indonesia Baru
Pendekar Solo
Coretan Lain:
- Nama Yehova, Allah Israel Tiba-Tiba Menjadi Pembicaraan di Media Indonesia
- Wabah Persekusi Memperlihatkan Wajah Politikus Indonesia
- Ajaib! Israel – UEA Berdamai Membuka Pintu Perdamaian Timur Tengah
- Antara IMB, Sidang MK, dan Sensasi Deddy
- Mengapa FIFA Tidak Mendengarkan Presiden RI?