Antara IMB, Sidang MK, dan Sensasi Deddy

3 berita utama yang berseliweran di timeline: Anies #nekat menerbitkan IMB bangunan di pulau Reklamasi, Sidang MK yang menjadi panggung #dagelan para saksi, dan Deddy C yang #ribut mau pindah agama online.

Tiga kata kunci #nekat, #dagelan, dan #ribut bisa mengambarkan apa yang sedang terjadi.

Kenekatan Anies menerbitkan IMB sangat menarik di kaji. Melanggar janji kampanye utama secara vulgar seakan menjadi puncak kebijakan-kebijakan #ahistoris yang selama ini dilakukan : tanah abang, pergub bebas pajak, waduk pluit, pasukan oranye, keterbukaan balaikota dan youtube, dsb.

Semua yang Ahok lakukan seakan hendak dibumihanguskan dan kemudian dibangun kembali dengan signature dia. Sebuah pendekatan kebijakan yg tidak elok dari seseorang yg pernah bertekat untuk merajut kebhinekaan bangsa ini.

Pergub bebas pajak bisa dianulir tetapi pergub reklamasi dijadikan alasan. Tidak heran Ahok spontan bersuara lagi di media. Dan kita semua tahu Ahok tahu benar teknis sistem di DKI. Cubitan Anies ke Ahok adalah blessing in disguise bg Ahok untuk bs kembali ke panggung.

Sebab itu, kata #nekat melanggar aturan membuat kita semua bertanya? Ada apa? Kontribusi 15% yang diminta Ahok jelas menjadi petanyaan bersama. Uang sekitar 100T yang kemungkinan menguap menjadi opportunity cost yang sangat amat besar.

Sampai saat ini belum ada berita klarifikasi soal 15%, yang sudah adalah alasan mengapa IMB diterbitkan. 2 isu, 1 jawaban. Itulah keahlian Anies beretorika.

Tapi kali ini retorika yang berbau konspiratif dan kenekatannya tampaknya akan berbuntut panjang. Apalagi setelah DPRD DKI baru hasil pemilu 2019 dilantik.

Mereka fresh untuk berkarya, apalagi PSI ada didalam dan lagi mencari panggung dan prestasi. Bisa dibayangkan kegaduhan dikubu Anies.

***

Absennya Wagub DKI yang memperlihatkan #dagelan politik di DKI tampaknya menular di MK. BW yang adalah orang inti Anies juga, menjadi bulan-bulanan netizen karena move-move kocaknya di pengadilan.

Kita semua kaget. Kredibilitas BW bisa sampai terjun bebas. “Nama baik” ketika menjadi wakil ketua KPK menguap tanpa sisa.

Terasa sekali pertempuran BW vs YIM di MK adalah pertempuran sia-sia bagi bangsa yang tidak perlu. Dan hanya menjadi ladang mendapatkan fee sidang semua pihak terkait.

Prabowo-Sandi sudah tidak ada suara. Silent. Terutama Sandi. Krn dia sudah menghitung bahwa bangau tidak mampu terbang lagi karena keselek tempe setipis ATM, dan terlalu banyak Petai sehingga bau.

Semua biarlah sejarah yang menulis, demikian selalu kata Anies, saya setuju. Sejarah sudah menulis bahwa ternyata kapasitas, dan integritas mereka cuma sebatas membuat #dagelan politik.

***

Sejak masih wajahnya dicat sprt penyihir, saya memang tidak tertarik mengikuti Deddy Cobuzer. Tapi krn banyak online news di TL ttg dia mau pindah agama dr Katolik mjd Islam, saya pun bacalah beritanya.

Pertama-tama saya lihat badannya besar juga. Kepalanya plontos, dan kayanya sangaf eksis nge-YouTube. Dan kaya Ahok,cerai dan mungkin atau sdh menikah lagi. Ga tertarik jg sih cari tahu.

Pindah agama tdk perlu dipersoalkan. Semua berhak pindah agama sebanyak mungkin. Sesuai hati nurani. Tapi ketika pindah agama hendak disiarkan online dan diworo-woro. Maka seketika ambyar semua rasa hormat itu.

Cari sensasi dan #ribut. Disaat politisasi agama yg membuat DKI runyam, dan dagelan politik terjadi dibangsa ini, ini bau komersialisasi agama malah terjadi. Maunya apa bro?

Menemukan iman adalah hal sakral. Apapun agamanya. Jangan kotori itu. Untung KPI mengerti dan melarang siarang langsung. Apabila tidak efek viral tempur pindah agama akan mengganggu kebhinekaan kita.

Bayangkan kalau tiba-tiba balasannya adalah diunggahnya 1000 orang Islam yang dibaptis, atau menjadi Hindu atau Budha. Para radikalis itu akan menemukan lagi panggung #ribut.

Jadi sudahlah; Anies, Bambang, dan Deddy kembalilah ke jalan lurus kita bersama membangun Indonesia Baru yang jauh dari politisasi dan komersialisasi agama yang penuh kenekatan, sekaligus kelucuan orang-orangnya yang selalu cari ribut.

Salam saya,
Pendekar Solo

Coretan Lain:

Please follow and like us: