Setelah PDI-P resmi mencalonkan Ganjar Pranowo, fokus kita sekarang kepada siapa Cawapres 2024? Selama 2 periode Jokowi bisa dikatakan Wapres selalu “mengecewakan” terutama pihak relawan-relawan Indonesia Baru yang militan.
Penujukkan Jusuf Kalla menjadi lubang kesalahan awal yang akhirnya melahirkan Pilkada DKI 2017 yang terburukk dalam sejarah reformasi. Sampai sekarang sisanya KMA, Anies, Sandi, bahkan sampai Prabowo pun adalah bagian dari rekayasa politik yang menyakitkan itu.
Ketika Jokowi membawa masuk KMA, Prabowo, dan Sandi, 100% pilihan itu bukan pilihan profesional tetapi pilihan politis untuk memecahkan suara kelompok kanan yang mengkristal di Pilkada DKI 2017, dan Pemilu 2019.
Kenyataan pahit ini harus diterima bahwa orang-orang yang “berdosa politik indentitas” semua masih bertarung dan bahkan dapat posisi sebagai “nasionalis sejati”. To be fair, hukuman moral dan sosial politis harusnya bukan hanya ditujukan ke Anies, tetapi juga Prabowo, Sandi, KMA, bahkan Mafud MD yang menjadi jubir Prabowo 2019. Semua mereka terlibat. Itu fakta sejarah.
Berdasarkan sejarah sejak 2014 (munculny Jokowi sebagai kekuatan politik nasional), secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Indonesia tersandera kelompok-kelompok kanan religius yang membuat Jokowi bahkan PDI-P harus bermanuver tanpa henti untuk mengikis pengaruh kelompok yang rawan ditunggani radikalis, dan intoleran ini.
Kesimpulan pahit ini masih harus dihadapi Ganjar Pranowo dan PDI-P dalam penentuan Cawapres 2024. Terlihat nama-nama yang sama muncul lagi. Mungkin yang tidak ada masa lalu dengan kelompok Prabowo dan Anies adalah Erick Tohir, dan Ridwan Kamil. Sebab itu ET dan RK berusaha melalui Ansor untuk menjadi kendaraannya.
Intinya, semua cawapres terlihat berusaha masuk dengan membawa kelompok agama lagi. Hampir tidak ada bedanya dengan JK atau KMA. Apakah Indonesia sudah sedemikian parah sehingga harus memakai kartu agama lagi untuk menang?
Kalau mau berhitung elektoral, realitasnya kelompok kanan masih yang terbesar, dan masih sangat berpengaruh. Mimpi untuk mendapatkan pasangan model Jokowi-Ahok menjadi mimpi indah yang sulit digapai.
Opsi yang tersisa, justru memasangkan Ganjar – Prabowo melawan Anies – Ahy adalah realitas terbaik untuk menghentikan vicious cycle Karena sebenarnya Prabowo tidak sepenuhnya mewakili kelompok kanan, dia hanya dipakai dan memakai kelompok kanan. Dan biar bagaimanapun Prabowo adalah bekas boss Anies, Sandi, dan kelompok-kelompok ini.
Bersedianya Prabowo menjadi wakil Ganjar akan memberikan kesempatan Prabowo yang mewakili masa lalu kelam untuk landing dengan terhormat. Tetapi kalau dia tetap bersikeras dan mencoba lagi yang ketiga, maka kita harus bersiap-siap lagi melihat pertempuran keras di 2024. Dan kemungkinan drama TVOne akan dimainkan lagi? (Sumber)
Ataukah akan ada kejutan yang disipakan Ganjar dan PDI-P? Kita nantikan dan doakan bersama.
Pendekar Solo
Coretan Lain:
- Arti Politis Permintaan Maaf Rocky Gerung
- Hitungan Politik Jokowi : Ganjar atau Prabowo?
- Keanehan Logika Politik : Menerima Prabowo, Menolak Anies
- Mengapa Anies Takut Menentukan Cawapres?
- Penerapan Dialektika Hegel Pemilu 2024