Arti Politis Permintaan Maaf Rocky Gerung

Polemik umpatan Rocky Gerung belum usai.  Setelah banyak orang yang mencoba melaporkan Gerung di masa lalu, baru kali ini terlihat mantan dosen UI ini minta maaf.  Meskipun demikian, sangat kentara bahwa permintaan maaf Gerung hanyalah sebatas politis, dan bukan tulus dari hati.

Alasan permintaan maaf pun karena bikin gaduh publik, bukan karena kata-kata kotor “Bajingan Tolol” yang dipermasalahkan (sumber). Bagi para pengamat yang jeli, jelas bisa melihat bahwa ada “pembisik politik” yang mampu menggerakkan pengguna masif kata dungu ini untuk minta maaf.  Siapakah “the invisible mouth” yang terlihat tidak nyaman dengan perbuatan tercela Gerung?

Apabila merujuk tiga kelompok politik yang terwakili Ganjar, Prabowo, dan Anies saat ini di Pemilu 2024, maka dengan pasti kelompok Ganjar (PDI-P, relawan Ganjar, dan relawan Jokowi) tidak mungkin.  Kelompok ini yang dimotori PDI-P langsung sudah melaporkan Gerung ke Polisi. Mereka tidak berharap perkataan maaf, tetapi proses hukum.

Di lain pihak, Kelompok Anies terlihat sangat aktif mendukung Gerung. Terutama kader-kader PKS dan Demokrat.  Kader Nasdem seperti Irma Chaniago terlihat masih memiliki kesadaran moral, dan tidak mau asal mendukung.  Din Syamsuddin yang pendukung kuat Anies jelas terbuka mengatakan mendukung Rocky Gerung dalam masalah moral ini (sumber).

Secara logis, hanya kelompok Prabowo yang terlihat memiliki kepentingan politik untuk “membisiki” Gerung supaya meminta maaf.  Prabowo yang sedang berkampanye “Prabowo adalah Jokowi”, tiba-tiba harus dihadapkan kenyataan pahit yang sedang viral bahwa pesan yang sedang bergulir di masyarakat adalah “Prabowo adalah Gerung”

Secara strategis, kelompok Anies dan Ganjar lebih diuntungkan dalam kasus Gerung ini. Prabowo yang mencoba ditengah dengan mencuri suara kanan akan kewalahan karena akhirnya faksi-faksi agamis oposan itu akan berbondong kembali ke habitatnya di Anies. Sementara faksi-faksi nasionalis akan lebih nyaman kembali ke Ganjar.

Menyimpan barang busuk memang tidak mudah. Prabowo sampai detik ini belum berani secara terbuka mengatakan saya tidak mendukung FPI, HTI dsb. Juga terlihat masih memelihara konstituen seperti Rocky Gerung ini untuk kepentingan elektoral. Lagi-lagi memang hal seperti ini memperlihatkan bahwa apa yang direka-rekakan manusia, kalau belum dikehendaki, semua akan terbuka dengan sendirinya.

Pendekar Solo

Coretan Lain:

Please follow and like us: