Hari Ke-5
Otoritas Darah Yesus
Jadi saudara-saudara, oleh darah YESUS, sekarang dengan penuh keberanian kita dapat masuk ke ruang Mahakudus yang telah dibukakan-Nya bagi kita, melalui jalan yang baru dan yang hidup, yang melintasi tabir yaitu tubuh-Nya sendiri.
Ibr 10:19-20 (MB)
Tabernakel atau kemah suci Musa (Kel 25) adalah sebuah gambaran fisik yang jelas yang mengajarkan rahasia kita bisa bertemu muka dengan muka dengan Tuhan. Ada 3 bagian dari kemah suci : pelataran (halaman), ruang suci, dan ruang maha suci atau maha kudus (Kel 26-27). Di ruang maha kudus inilah ada tabut perjanjian sebagai simbol kehadiran Allah.
Diantara ruang kudus dan maha kudus inilah ada tabir yang memisahkan. Hanya Imam Besar yang bisa masuk kedalamNya. Penulis Ibarani menyebutkan bahwa Yesus sudah membuka jalan yang baru sehingga setiap orang yang percaya kepadaNya dapat masuk ke ruang maha kudus ini. Kasih karunia yang luar biasa.
Melalui kematian tubuh jasmani-Nya dikayu salib, tirai yang menghalangi antara ruang kudus ruang maha kudus terbelah menjadi dua. Kita bisa mengartikan itu sebagai terbukanya akses kepada dimensi rohani atau supranatural yang membuat
Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya. Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah (Mat 27:50-51)
Darah Yesus sebagai materai kematianNya membuat para penyembah memiliki legalitas untuk menghampiri takhta kasih karuni. Ibrani 4:16 mengatakan, “Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. “
Keberanian itu muncul bukan karena kebaikan kita (I Kor 15:10), tapi karena mengerti kasih karuniaNya telah memberikan kita materai kemenangan Kristus. Darah Yesus menyucikan setiap kesalahan, dan dosa, sehingga para penyembah bisa berada dihadiratNya.
Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa. (I Yoh 1:7)
Para penyembah harus selalu memiliki Darah Yesus ini sebagai legalitas dalam setiap kali menghampiri takhtaNya. Sebab itu, dikatakan dalam I Yoh 1:9 untuk kita saling mengaku dosa sehingga kita bisa diampuni. Seorang penyembah adalah orang yang hidup dalam pertobatan yang terus menerus mengenakan manusia baru sampai kita serupa gambarnya (Kol 3:10)
Pemahaman Alkitab:
Kata Yunani ἅγιος (hagios, G40) diartikan kudus dan mengandung arti murni secara moral, dan spiritual. Kata ini pertama kali digunakan ketika menerangkan bayi Yesus dikandung dari Roh Kudus (Mat 1:18). Kekudusan adalah sifat Allah yang adalah Roh. Ketika Yesus melihat Allah di takthaNya (Yes 6:1-3), kata yang digunakan adalah קָדֹשׁ (qadosh, H6918). Memperlihatkan bahwa hadiratNya dipenuhi atmosfir kekudusan. HadiratNya akan membawa kepada ketakutan dan kegentaran karena dosa-dosa kita yang akhirnya akan membawa kepada pertobatan seperti Yesaya, “aku najis bibir” (Yes 6:5)
Penyembahan sejati adalah buah dari pergaulan dengan yang disembah!