MENGENAL YANG DISEMBAH

Hari Ke-6

Mengenal Yang Disembah

Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
(Yoh 4:22)

Percakapan Yesus dan perempuan Samaria adalah percakapan yang bernilai kekekalan.  Lintas budaya, lintas gender, lintas agama, lintas paradigma, dan lintas norma-norma yang dianggap lazim diwaktu itu didobrak untuk menyampaikan pesan penting yang akan disampaikan yaitu bagaimana menjadi penyembah yang benar.

Pengenalan akan Tuhan adalah kunci utama para penyembah. Nabi Hosea mengatakan bahwa orang yang tidak mengenal Tuhan akan binasa.  Sebuat pernyataan profetis yang memberikan garis tegas antara penyembah dan bukan penyembah.

Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu  (Hosea 4:6)

Kitab Kidung Agung memperlihatkan keintiman Salomo dan Salome yang menggambarkan pengenalan yang paling dalam antara kita dengan Tuhan. Di dalam Kristus, Paulus mengatakan kita sudah ditunangkan, sehigga kita perlu mengenalNya sebagai mempelai kita.

Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus  (II Kor 11:2)

Paulus penulis sebagian besar kitab Perjanjian Baru, setelah bertemu dengan Yesus Kristus di jalan menuju Damsyik, dalam perjalanan imannya, Paulus menyatakan bahwa yang dia merindukan pengenalan yang dalam akan kematian dan kebangkitanNya.

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati. (Fil 3:10-11)

Sebuah kerinduan yang muncul dari sebuah pengertian dan pengenalan yang mendalam pribadi Yesus Kristus. Bagi Paulus Kristus adalah segalanya, dan satu-satunya.  Paulus adalah seorang penyembah yang sejati seperti yang Yesus terangkan kepada perempuan Samaria.

Kerinduan mengenal antara sepasang kekasih muncul karena perasaan cinta. Sebab itu Kidung Agung mengatakan cinta lebih kuat dari maut. Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! (Kid 8:6)

Nyala api cinta yang selalu membara dalam setiap tulang-tulang inilah yang menjadi pembeda antara penyembah yang sejati dan palsu.  Yeremia adalah penyembah yang lain. Dia tidak mampu menahan gelora api cintaNya.

Tetapi apabila aku berpikir: “Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya”, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup. (Yer 20:9)

Para penyembah adalah adalah para kekasih Tuhan yang sangat mencintaiNya.  Seperti Daud TauratNya disimpan dalam hati, selalu didada. aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku. (Maz 40:9)


Pemahaman Alkitab:

Kata Yunani πατήρ (patēr, G3962) berarti Bapa.  Tuhan Yesus mengenalkan Bapa dalam mengajarkan tentang penyembahan di Yoh 4, dan berdoa di Mat 6:9-13. Bagi orang Yahudi yang disebut Bapa adalah Abraham (Mat 3:9), tetapi Yesus tidak merujuk kepada Abraham. Tetapi kepada Pribadi Allah Bapa yang hanya bisa dikenali melalui Dia (Kol 2:2). Yoh 14:6 mengatakan, “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. “

 

Semakin kita mencintaiNya, semakin kita rindu untuk terus bersama Dia.

Coretan Lain:

Please follow and like us: