Mempunyai hak istimewa karena diciptakan serupa dan segambar Tuhan (Kej 1:26-27), kita, manusia, memiliki peta internal dalam dirinya yang selaras dengan peta Ilahi. Sayangnya, dosa telah merusak peta itu sehingga akhirnya kita tersesat dalam berbagai macam filosofi, dan agama manusia.
Meskipun demikan, kita tetap memiliki puing-puing dari kerangka itu yang tidak dimiliki orang makhluk hidup yang lain. Hingga akhirnya kita bertemu bertemu dengan pribadi Yesus Kristus, maka semua yang dulunya puing-puing dikembalikan lagi seperti aslinya.
Didalam Yesus, sekarang kita memiliki posisi yang sama dengan Adam di Firdaus. Sebuah status yang sangat istimewa. Kita memiliki hak sebagai anak-anak Allah (Yoh 1:12) untuk menjadi bagian dari Familia Dei atau Keluarga Allah.
For this reason I bow my knees before the Father, from whom every family in heaven and on earth derives its name, (Ef 3:14-15)
Dalam Yesus, kita menjadi bagian dari keluarga di surga, dan dibumi. Kita tidak pernah sendiri. Didalam Kristus, pencarian kita berubah menjadi perjalanan rohani (pilgrimage). Perjalanan menuju misteri kekekalan yang ada didalam ketrinitasan Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus.
Ibr 11:13 Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.
Ibr 11:14 Sebab mereka yang berkata demikian menyatakan, bahwa mereka dengan rindu mencari suatu tanah air.
Misteri ketrinitasan Allah terletak antara hubungan masing-masing pribadi yang membuat Mereka sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Hubungan perichoresis (περιχώρησις) yang berlangsung di kekalan yang berarti saling memberikan ruang. Sebuah Tarian kekekalan yang hanya didalam Kristus bisa kita nikmati dengan cara ikut menari bersama.
Itulah esensinya. Menari bersama Bapa. Menari bersama Yesus. Menari bersama Roh Kudus. Melalui Yesus, panggilan “Ikutlah Aku” (Mat 4:19) sudah diberikan, bahkan tawaran marilah kepadaKu yang letih dan berbedan berat juga sudah dilemparkan (Mat 11:28-29). Kristus sudah memberikan ruang untuk kita masuk dalam kekekalan, Dialah pintu itu (Yoh 10). Yang dibutuhkan dari kita hanyalah respon untuk memberikan ruang bagiNya memasuki kedalaman hati kita.
Yoh 17:21 supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Yoh 17:22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu:
Pintu sudah dibuka, panggilan sudah di suarakan, tawaran pun sudah diberikan, sekarang waktu untuk menari bersama. Mari menari!
Hanny Setiawan
2009 – 2019 dalam perenungan mencari Tuhan membawa kepada sebuah pengertian yang akan dibagikan dalam tiga renungan kecil di penghujung Savout 5780, Pentakosta 2020. Sebuah akhir pencarian, tapi awal perjalanan.
Coretan Lain:
- Menemukan Tuhan Di Sion
- Church From Home, Sebuah Respon Atas Panggilan Era Baru
- Membangun Peradaban Baru
- Untuk Mereka Yang Men-FU*K-sinkan Vaksin
- Indonesia : Mengutuk Israel, Mencintai Taliban?