Takut Bukan Berarti Tidak Percaya

Perubahaan sejak abad ke-21 dipercaya lebih cepat, dari abad-abad sebelumnya. Perubahan global tidak terelakkan, setiap 10 tahun perubahan mendasar terjadi.

2020 telah menjadi sejarah baru peradaban manusia. Perubahan global dipaksa terjadi disemua lini, karena Virus Covid19.  Harga emas sebagai standard perekonomian sampai pada titik tertinggi, dan untuk kembali tidak mungkin terkoreksi seperti dahulu.  Inflasi menjadi norma yang semua harga akan mengikuti.   Perubahan mendasar ini akan melahirkan dan meruntuhkan.  Sebuah tatanan baru dunia sedang terjadi.

Secara personal, menghadapi perubahan sebesar ini, rasa takut dan gentar adalah perasaan yang secara spontan akan muncul.  Ketika para rohaniwan mencoba menguatkan untuk tetap tetap percaya, kita harus mengingat, bahwa ketakutan itu muncul karena memang kondisi menakutkan, bukan karena tidak percaya.

Raja Daud, adalah tokoh yang tepat untuk menjadi contoh dalam tantangan global yang sedang kita hadapai. secara pribadi dia sudah mengalami jatuh bangun dosa, panggilan Dia tetap, dan secara global, dia mengalami dan harus mengambil keputusan akibat dosa yang berdampak secara nasional.

Dia dikejar-kejar musuh, dihina, bahkan dikhianati keluarga sendiri.  Tapi Daudlah yang menjadi pilihan Tuhan untuk menjadi contoh, “orang yang mengerti hatiNya”.

Dan perkataan Daud dalam Mazmur 56 memperlihhatkan spiritualitas yang praktis sekaligus teologis.  Sebuah pernyataan yang tidak berusaha menjadi “teologi lain”, atau “aku lebih baik” tapi, sebuah pernyataaan yang keluar dari hati yang murni.

Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; (Maz 56:4)

Biarkan rasa takut itu keluar dan muncul, tapi kita bawa ketakutan itu ke kubu pertahanan:

Jadilah bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku; sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. (Maz 71:3)

Tuhan bukan hanya sebuah teologi dan pemikiran yang sempurna. Tapi Dia seorang pribadi, personal God inilah yang sedang bicara kepada seluruh dunia saat ini, Dia menyatakan isi hatiNya, Aku tetap Tuhan, dan Aku disini.

Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.(Ibr 10:22)

Ini waktu yang tepat kita bawa segala ketakutan, mimpi, harapan, dan seluruh kerinduan hati kita kepada Tuhan dihadiratNya, masuk kubu pertahanan.  Ketakutan bukan akhir dari segalanya, tapi adalah awal dari kita percaya.  Tuhan masih ada, dan Dia masih bicara.

Hanny Setiawan
29 Maret 2019

Coretan Lain:

Please follow and like us: