Work from home, learning from home, dan sekarang Church From Home menjadi sebuah kenormalan baru. Meskipun home cell, cell group, family altar, PDK (persekutuan doa keluarga), sampai House Church (Gereja rumah) sudah tidak asing lagi bagi kita, tapi manifestasi era baru yang didorong dengan pandemi Covid19 telah melahirkan bentuka baru yang disebut, CFH (Church From Home).
Esensi dan bentuk adalah dua hal yang berbeda. Esensi seperti DNA tidak boleh berubah, dan bersifat mutlak, tapi bentuk selalu berubah sesuai dengan konteks. Metamorfosis bentuk gereja dalam sejarah secara empiris sudah terbukti. Perubahan bentuk adalah sebuah keniscayaan.
Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya. (Mat 9:17)
Ekklesia (gereja) yang dimulai dari deklarasi Yesus Kristus, kepala Ekklesia dalam Mat 16:16-17 harus selalu menjadi rujukan utama dalam kita membangun GerejaNya. Bukan dengan cara tradisi, denominasi, atau organisasi manapun dan apapun, tapi esensinya adalah Yesus Sendiri yang mengerti desain, tujuan, dan cara yang tepat dalam menyempurnakan GerejaNya.
Kita membutuhkan bentuk yang lama, untuk membangun bentuk yang baru. Dengan demikian bukan kita mengganti apa yang sudah benar, tapi membangun apa yang belum ada. Mulai dari “bentuk Israel”, era Yesus di bumi, Kisah Para Rasus, bapak-bapak gereja, sampai lahirnya gereja institusi jaman konstantinopel sampai sekarang bentuk-bentuk itu berubah terus. Tapi setiap era dan musim selalu ada yang baru yang murni dari Tuhan yang harus dipakai sebagai dasar membangun yang baru.
Replacement Theology adalah salah satu bentuk yang salah dalam membangun yang baru, karena melupakan Israel sebagai anak yang sulung. Dilain pihak, kristen yudaisme, yang mau kembali ke tradisi Israel dan menafikan bentuk yang baru yang digenapi dikorban Yesus Kristus dikayu salib adalah sebuah kesalahan juga.
Panggilan Era Baru adalah panggilan untuk menemukan bentuk yang baru yang Yesus Kristus desain untuk menjawab kebutuhan disatu musim kehidupan kita. Dan saat ini, dipaksa dengan keadaan, bukan hanya gereja online, tapi sebenarnya bentuk Church From Home sudah terlihat menjadi benih yang baru untuk membangun di platform digital, dan mempertemukan antara esensi dan bentuk yang baru.
Gereja Vlogger?
Para influencer di media sosial memiliki “jemaat virtual” sampai jutaan. Dan mereka dengan setia update pesan-pesan yang mungkin sama sekali tidak alkitabiah, dan bersifat merusak, tapi karena mereka mencari uang dari sana, mereka melakukan dengan sangat profesional dan tertata. Hasilnya luar biasa, pengaruh mereka ke masyarakat sudah terasa. Pemilihan umum pun sampai terpangaruh. Mereka memakai platform digital untuk “memuridkan”, apakah mulai bisa melihat pentingnya bentuk Church From Home?
Bukan hanya para profesional, tapi anak-anak kita memiliki dunia baru dengan vlogger-vlogger anak yang bercerita kehidupan keseharian, tapi mampu menjadi bentuk “social learning” yang luar biasa dampaknya.
Privasi memang akhirnya terpangkas, tapi bukankah itu konsekuensi dari sebuah keterbukaan? Paulus menuliskan dengan tepat sekali dalam II Kor 3:2-3.
Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang. Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia (II Kor 3:2-3)
Kita adalah surat terbuka yang harus bisa dibaca oleh semua orang. Gereja Tuhan adalah inkarnasi Yesus dimuka bumi ini, kita adalah TubuhNya. Platform digital memiliki esensi dengan jalur perdagangan (marketplace) ketika kata Ekklesia dipakai Yesus untuk menggambarkan gereja. Yesus tidak menggunakan kata bait suci, atau sinagoge, tapi Dia mengatakan, “I will build my Ekklesia” (Aku akan bangun Ekklesia). Kata yang lebih mengarah kepada perusahaan sekuler, dan juga komunitas yang memiliki otoritas dari Kerajaan Romawi waktu itu karena kewarganegaraan.
Church From Home adalah sesuatu yang sangat baru, akankah denominasi menerimanya? Kemungkinan besar tidak. Tapi apakah berarti Church From Home adalah bentuk gereja yang tidak alkitabiah? Benih perubahan sudah ada, telaah, diskusi, perdebatan akan bergulir, dan sudah bergulir. Tapi apapun hasilnya, Roh Kudus akan terus berjalan dan mengajarkan semua kebenaranNy, siapa mendengarNy dia akan mendapatkan kehidupanNya.
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. (Yoh 6:63)
Panggilan sudah diberikan, siapa yang siap merespon, silakan mulai buka pintu rumah masing-masing untuk menjadi alat Tuhan, dan siapkan keluarga kita menjadi Ekklesia-nya. Now is the time!
Hanny Setiawan
Coretan Lain:
- Menari Dengan Tuhan
- Menemukan Tuhan Di Sion
- Membangun Peradaban Baru
- Bagaimana Kalau Didi Kempot Sedang Menyuarakan Suara Ilahi?
- Indonesia : Mengutuk Israel, Mencintai Taliban?