Selama melayani pemuda/remaja/sekolah minggu kurang lebih sudah 3 dekade, masalah utama ternyata:
1. Orang tua yang tidak mengerti panggilan Tuhan untuk anaknya, sehingga memaksakan agendanya dan merusak agenda Tuhan.
2. Pendeta/pemimpin yang memaksakan kirbat/cara lama kepada generasi baru.
3. Ketidakpercayaan teologis bahwa Tuhan memakai generasi lebih muda untuk memperbaiki yang lama.
4. Generasi baru tdk dipercaya untuk mengambil keputusan strategis, dan lebih diperlakukan sbg pion, bukan partner.
5. Karena generasi baru masih “on development” dalam pembangunan karakter, penghakiman yang menjurus “spiritual oppression” kepada generasi adalah bentuk penjajahan dalam gereja.
6. Tidak ada rahim yang aman untuk bayi-bayi rohani bertumbuh kembang. Akhirnya menjadi kerdil-kerdil.
7. Rasisme dan KKN dalam struktur pelayanan, sehingga pemimpin baru yang “dipilih Tuhan” mati karena anak pemimpin, donatur, dan anak oranf terpandang, lebih dipercaya.
Perenungan 30th
Hanny Setiawan
Coretan Lain:
- Melahirkan Sebuah Generasi : Serafine Gamiela Setiawan
- Wajib atau Gemar Belajar?
- Mengartikan Kepergian Ratu Elisabeth
- Prabowo Gaspol Pansos Jokowi
- Dahlan Iskan Menulis, Bethany Terbangun!