Penyakit Kronis Sistem Anggaran

Dr klarifikasi terakhir di TVOne (1/11/2019), narasinya adalah karena sistem maka yg dilakukan adalah 1. Tentukan Jumlah Anggaran 2. Tentukan komponen. Kalau belum tahu ngawur dulu (istilahnya dummy)

Dari ilmu akuntansi yg pernah saya pelajari bgn membuat anggaran, belum pernah melihat kasus “asal atau dummy komponen” kemudian baru dinego yg benar. Ini gila. Dan lebih gila lagi malah bangga dan yakin itu karena sistemnya.

Dan case ini akan semakin meluas kalau ternyata semua provinsi, kota, dan kabupaten semua menggunakan logika yang sama.

Jadi intinya mereka ini TIDAK TAHU MAU APA. Jadi pokok habiskan anggaran dulu nanti dirubah-rubah sesuai keadaan. Itu artinya semua anggaran menjadi MODAL KERJA. Ya jelas semua mau jadi Gubernur, Walikota, atau Bupati plus anggota DPR – DPRD.

Semakin mengerti mengapa AHOK jadi common enemy bagi parpol dan manusia-manusia tak punya hati ini.

Dalam akuntansi, bukti awal adalah kwitansi yang kemudian masuk ke jurnal, ledger dan seterusnya. Dalam kontek angggaran, seharusnya komponen jadi titik awal baru ditemukan jumlah anggaran yang dibutuhkan.

Misal: Butuh pulpen 10 harga 2rb maka anggaran 20rb. Bukannya ditentukan dulu total butuh 1juta kemudian cari yg harga satuan 2rb ditemukan pulpen maka dapat 500 pulpen. Terius 490 pulpen mau buat apa?

I have a pen, tak culek matamu nganggo pen! Itu lagunya yg bener. Mengerikan sekali.

Saya pribadi jadi tertantang dan tertarik untuk mempelajari sistem anggaran yang benar, apakah asumsi saya ini benar.

Any help? Lets break this evil system.

Pendekar Solo

Coretan Lain:

Please follow and like us: