Daripada ngeyel dan maksa Gereja mengajarkan dan merestui perkawinan LGBTQ, mengapa kaum LGBTQ tidak bikin agama sendiri? Mengapa harus memaksa pakai nama Kristen dan Gereja?
Demikian juga dengan “bidat-bidat” yang lain. Mengapa ngotot memakai nama Kristen?
Bikin aja agama sendiri, bikin aturan sendiri, bikin komunitas sendiri, bikin tempat suci sendiri, bikin STT sendiri. Beres. Tidak usah tensi-tensi dan memaksa diakui.
Fenomena yang sama di agama lain. Kalau sdh tidak di mainstream iman daripada ngotot, saya sarankan bikin agama baru aja.
Masukkan aja ke Hak Cipta sekalian. Kan keren punya tuhan sendiri, kitab suci sendiri, tempat ibadah sendiri, tradisi sendiri.
Silakan jadi LGBTQ tapi tidak usah mengusik Kristen. Agamamu, agamamu. Agamaku, agamaku. Kita jadi saudara WNI tanpa harus jadi satu iman.
2 Korintus 11:4 (TB) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.
#myposition
Coretan Lain:
- Nekat Natalan Politik di Monas, Apa Maunya Para Pendeta?
- Pelajaran Sebuah Kapsul Kosong
- Perjalanan Rohani Ahok di Penjara
- Mengaburkan Radikalisme Dengan Islamphobia Sebagai Cara Adu Domba
- Melawan Distraksi, Menghidupi Arti