Pelajaran Sebuah Kapsul Kosong

Ketika kita percaya, maka kita diciptakan kembali, sebab itu disebut ciptaan baru (II Kor 5:17). Kekuatan dari “percaya” tidak bisa dipungkiri lagi. Bahkan dalam dunia kesehatan ada yang disebut efek placebo, dimana kapsul kosong bisa lebih berhasil dari kapsul yang berisi, semua karena percaya.

Martin Luther pun mengingatkan kembali kepada Ekklesia, GerejaNya, untuk kembali kepada simple credo, “percaya saja” dengan mengingatkan bahwa orang benar hidup dari iman (Rom 1:16-17). Artinya, bukan karena perbuatan manusia tapi perbuatan Tuhan.

Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat  (II Kor. 5:7)

Kebenaran-kebenaran Firman Tuhan yang demikan berkuasa menjadi tidak efektif dalam kehidupan sehari-hari orang beriman karena kita tidak trust lagi dengan semuanya.

Pertempuran awal yang menggoyahkan sebuah kepercayaan, dimulai dengan serangan  doubt  atau ragu-ragu.

Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? (Luk 24:38).

Dari keraguan, akan muncul ketidakpedulian (ignorance), yang akhirnya membawa kepada ketidakpercayaan (unbelief). Lebih hebatnya, apabila diteruskan ketidakpercayaan akan membawa kepada kebencian (hate) terhadap orang yang percaya.

Percaya atau trust tidak memiliki level atau tingkatan. Either kita percaya, atau tidak. 99% percaya adalah sebuah keraguan. Dan kita mengerti percaya yang 100% itulah yang membuat kebenaran menjadi hidup (rhema).

Implikasinya, pertempuran antara keinginan daging dan roh (Rom 8:5) sebenarnya adalah pertempuran antara percaya atau tidak. Dan pertempuran itu ada di pikiran dan perasaan kita. Karena kita melihat dengan mata jasmani, merasakan yang terjadi, sehingga untuk percaya menjadi terasa sulit.

Kepercayaan membutuhkan asupan makanan.  Kita perlu banyak mendengar (Rom 10:17). Artinya, tidak mengkonsumsi ketidakbenaran, lebih fokus kepada kebenaran.

Ketika kita paham bahwa inti pertempuran adalah antara percaya atau tidak, kita tidak akan mudah membuka pintu ketidakbenaran, dan kebohongan didalam hidup kita. Ketika Hawa membuka pintu, maka yang terjadi akhirnya dia tidak lagi percaya FirmanNya, tapi justru percaya dusta si jahat.

Ef 4:27 menyatakan untuk kita tidak memberikan kesempatan kepada si jahat. Si bapak pendusta sekarang ini hanya memiliki satu proyek, menyebarkan kebohongan sehingga orang percaya menjadi ragu-ragu, sampai akhirnya menjadi tidak percaya bahkan membenci kebenaran.

Akankah kemenangan salib tidak lebih meyakinkan daripada sebuah kapsul kosong? KorbanNya sempurna, rencanaNya yang terbaik, pertolonganNya tidak pernah terlambat. Apa yang membuat kita ragu? Percaya saja, pasti kita menang. Just believe.

Hanny Setiawan

Coretan Lain:

Please follow and like us: